Anda telah mengetahui ada banyak dampak yang diakibatkan oleh stunting baik dampak jangka pendek dan jangka panjang di artikel ini oleh karena itu “7 Dampak Stunting Jangka Pendek dan Jangka Panjang“. Oleh karena itu, sebagai orang tua, kita harus mengetahui penyebab stunting agar dapat memaksimalkan tumbuh kembang anak.
Stunting sendiri adalah gangguan tumbuh kembang yang dialami anak akibat berbagai macam faktor, mulai dari makanan, sosial, hingga orang tua dan keluarga. Seorang anak dapat dikatakan mengalami stunting jika tinggi badannya di bawah rata-rata anak di usianya.
Melalui artikel ini, Anda akan mempelajari lebih dalam mengenai apa saja faktor yang menjadi penyebab stunting. Namun sebelum itu, Anda harus mempelajari apa itu stunting terlebih dahulu. Mari simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Contents
Apa Itu Stunting?
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan yang dialami oleh anak-anak akibat dari gizi buruk, infeksi berulang, stimulasi psikososial yang tidak memadai, dan berbagai macam faktor lainnya. Seorang anak dapat dikatakan mengalami stunting jika tinggi badan anak tersebut berada di bawah rata-rata anak-anak seusianya.
Stunting yang terjadi pada anak dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan fungsional yang merugikan anak tersebut. Beberapa gangguan tersebut meliputi perawakan yang pendek, pertumbuhan tulang terhambat, mudah sakit, hingga gangguan kognisi (IQ yang rendah) dan kinerja belajar yang buruk. Gangguan perkembangan otak tersebut sudah dapat terjadi bahkan pada usia dua tahun. Jika seorang anak mengalami gangguan tersebut, sebaiknya langsung konsultasikan dengan dokter.
Baca juga: Ibu Wajib Tahu! Inilah Dampak Stunting Jangka Pendek dan Panjang pada Anak
Penyebab Stunting
Faktor utama yang menjadi penyebab stunting adalah kekurangan gizi dalam jangka panjang, bahkan mulai dari ketika kehamilan sang anak. Oleh karena itu, stunting harus dicegah bahkan dari sebelum terjadinya kehamilan. Berikut ini adalah beberapa faktor yang menjadi penyebab stunting pada ibu dan anak.
1. Faktor Penyebab Stunting dari Ibu
Seorang anak mengalami stunting karena sang Ibu mengalami beberapa kondisi, diantaranya seperti:
- Intrauterine Growth Restriction (IUGR) atau kondisi pertumbuhan janin yang terhambat
- Bertubuh pendek
- Kemiskinan
- Tingkat pendidikan yang rendah
- Akses terhadap pelayanan kesehatan yang rendah
- Tinggal di lingkungan dengan sanitasi yang buruk dan kotor
- Tidak mendapatkan akses untuk air bersih
- Kekurangan asupan gizi selama masa kehamilan
2. Faktor Penyebab Stunting dari Anak
Ketika anak sudah lahir, masih ada beberapa faktor risiko yang dapat menjadi penyebab stunting atau memperburuk kondisi stunting yang dialami oleh anak, seperti:
- Tidak mendapatkan ASI eksklusif
- Tidak mendapatkan makanan pendamping ASI/MPASI yang baik
- Mengalami penelantaran
- Menderita penyakit yang menghalangi proses penyerapan gizi pada anak, seperti penyakit TBC, anemia, penyakit jantung bawaan, hingga infeksi kronis yang berulang
Baca jaga: Bolehkah Ibu Hamil Makan Udang? Temukan Jawabannya di Sini
Selain kondisi di atas, masih ada banyak sekali faktor yang menjadi penyebab terjadinya stunting pada anak karena sang Ibu. Sebagai calon orang tua, baik itu sang Ibu maupun sang Ayah, kita semua harus memastikan bahwa semua asupan gizi yang dibutuhkan calon anak tercukupi bahkan selama masa kehamilan.
Sang Ibu harus memastikan untuk mengonsumsi gizi yang cukup selama masa kehamilan, bahkan sebelum hamil. Sang Ayah juga harus membantu memenuhi gizi yang dibutuhkan oleh Ibu, terutama pada masa kehamilan. Setelah mengetahui faktor yang dapat menjadi penyebab stunting, seharusnya kedua calon orang tua dapat mencegah terjadinya stunting pada calon anak.
Baca juga: 20 Pilihan Camilan Sehat untuk Bumil yang Lezat dan Bergizi
Selain faktor di atas, masih ada banyak faktor lainnya yang dapat menyebabkan stunting atau memperburuk kondisi stunting pada anak. Sebagai orang tua, kita harus dapat mencegah terjadinya stunting pada anak agar tumbuh kembang anak dapat maksimal.
Pastikan untuk memberikan ASI eksklusif dan MPASI dengan kualitas yang baik pada masa pertumbuhan anak, terutama pada usia di bawah dua tahun. Lalu, selalu perhatikan asupan gizi anak; jangan sampai anak ditelantarkan dan tidak mendapatkan asupan gizi yang dibutuhkan.
Jaga kesehatan anak agar terhindar dari penyakit yang dapat menghambat atau bahkan menghalangi proses penyerapan gizi pada anak. Selain asupan gizi yang cukup, pastikan juga bahwa anak mendapatkan waktu istirahat yang cukup.
Baca juga: Inilah Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk yang Perlu Anda Ketahui
Apakah Anak yang Pendek Sudah Pasti Stunting?
Anak yang pendek belum tentu mengalami stunting. Walaupun anak yang bertubuh kurus dan anak yang mengalami stunting sama-sama terkait dengan isu gizi, namun keduanya mempunyai kondisi yang berbeda.
Biasanya anak yang kurus berat badannya rendah karena kurang makan, sedangkan anak yang mengalami stunting memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari standar anak seusianya karena kurangnya asupan gizi.
Anda bisa memantau berat dan tinggi badan anak Anda menggunakan Stunting Checker dari Crystal of the Sea untuk mengetahui apakah anak kesayangan Anda sedang bertumbuh secara normal.
Baca juga: 11 Makanan Untuk Mencegah Stunting Pada Balita
Cara Pengobatan Stunting
Penanganan stunting disesuaikan dengan penyebabnya dan perlu dilakukan sedini mungkin karena stunting tidak dapat disembuhkan setelah anak melewati usia balita. Meskipun begitu, intervensi gizi dan medis dapat mencegah kondisi memburuk. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan antara lain
- Pemberian obat anti tuberkulosis jika diperlukan.
- Terapi awal dengan makanan bergizi.
- Pemberian nutrisi tambahan seperti protein hewani, lemak, dan kalori, serta suplemen vitamin dan mineral.
- Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat, serta imunisasi lengkap juga penting untuk mendukung kesehatan anak secara keseluruhan.
Rekomendasi Makanan Untuk Mencegah Stunting
Cara terbaik untuk mencegah terjadinya stunting pada anak adalah dengan memberikan asupan gizi yang cukup bahkan selama masa kehamilan.
Berikut ini adalah beberapa rekomendasi makanan dengan kandungan gizi yang tinggi, baik untuk Ibu dan juga anak.
1. White Anchovy Powder dari Crystal of the Sea
White Anchovy Powder dari Crystal of the Sea adalah bubuk teri nasi non-MSG yang mengandung banyak manfaat baik untuk tubuh. Cukup dengan mengonsumsi 1 sendok teh bubuk makanan ini saja (4g), tubuh Anda bisa mendapatkan 202 mg Omega-3, 148 mg DHA, 74 mg Kalsium, dan 5 mg Iodium.
Anda cukup menaburi bubuk teri nasi ini di makanan seperti sop atau bubur untuk menambah rasa umami dan gizinya. Selain itu, dengan zat gizinya yang tinggi, bubuk makanan ini sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Anda juga dapat menggunakannya untuk MPASI, aman untuk bayi di atas 6 bulan, ibu hamil, dan lansia.
2. Shrimp Powder dari Crystal of the Sea
Shrimp Powder dari Crystal of the Sea adalah kaldu bubuk udang yang dapat ditambahkan ke dalam berbagai macam masakan. Dengan menaburi bubuk udang ini ke dalam masakan, hidangan Anda akan memiliki rasa yang lebih gurih dan gizi yang lebih tinggi.
Shrimp Powder dari Crystal of the Sea sudah mendapatkan BPOM certified (sertifikasi BPOM) sehingga dijamin aman untuk digunakan. Selain itu, bubuk udang ini juga mengandung sumber vitamin B6, rendah lemak jenuh, serta tinggi protein. Mengonsumsi vitamin B6 secara rutin dapat menjaga kesehatan kandungan ibu hamil, serta dapat berguna untuk mengatasi rasa mual dan muntah pada masa kehamilan.
Pastikan Anda memahami penyebab stunting yang disampaikan di atas agar dapat mencegah terjadinya stunting pada anak. Konsumsi makanan dengan gizi yang cukup selama masa kehamilan, dan berikan anak makanan dengan gizi yang tinggi. Yuk gunakan produk makanan sehat dari Crystal of the Sea sekarang juga!
Sumber rujukan:
- https://www.who.int/news/item/19-11-2015-stunting-in-a-nutshell
- http://p2ptm.kemkes.go.id/post/cegah-stunting-dengan-perbaikan-pola-makan-pola-asuh-dan-sanitasi
- https://alodokter.com/stunting
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6175423/