Apa Itu Stunting dan Penyebabnya? Pahami di Sini!

Apa Itu Stunting dan Penyebabnya

Masih banyak sekali orang yang belum mengetahui apa itu stunting dan penyebabnya. Padahal, masalah kesehatan yang satu ini marak sekali terjadi pada anak-anak di Indonesia. Sayangnya, kesadaran yang minim dari orang tua dan lingkungan sekitar membuat seakan masalah ini tidak terjadi, yang mana malah membuat angka penderitanya sulit untuk diturunkan.

Melalui artikel ini, Anda akan mempelajari secara lebih dalam mengenai apa itu stunting dan penyebabnya. Sebagai orang tua, Anda harus mengetahui secara mendalam mengenai kondisi ini agar dapat mencegahnya terjadi pada si kecil. Mari simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

Apa Itu Stunting?

Stunting membuat anak terlihat lebih pendek dari anak-anak seusianya

Stunting merupakan kondisi yang mengganggu tumbuh kembang anak, di mana penderitanya memiliki tinggi badan dan berat badan yang lebih rendah dari anak lain seusianya. Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan stunting pada anak, tetapi penyebab utamanya adalah akibat kekurangan gizi yang dibutuhkan untuk membantu tumbuh kembang anak.

Kondisi tubuh anak yang pendek biasanya selalu dikaitkan dengan faktor genetik atau keturunan dari orang tuanya, yang membuat masyarakat sangat sering mewajarkan kondisi tersebut. Padahal, faktor genetik merupakan determinan kesehatan paling kecil yang dapat memengaruhi tumbuh kembang anak.

Di Indonesia, ada banyak sekali anak yang mengalami stunting tetapi tidak begitu disadari oleh orang tua dan orang-orang di sekitarnya. Oleh karena itu, angka stunting yang terjadi di Indonesia dapat dikatakan sangat tinggi, bahkan masih berada di atas rata-rata minimal yang sudah ditentukan WHO. Untungnya, pemerintah Indonesia sudah mulai gencar melakukan program pencegahan stunting melalui Kemenkes.

Sebagai warga negara Indonesia yang baik, kita harus membantu pemerintah menyukseskan program pencegahan stunting. Anda dapat memulai dengan mempelajari apa itu stunting dan penyebabnya, lalu mulai membagikannya kepada orang lain agar kesadaran akan masalah stunting terus berkembang dan orang-orang dapat melakukan pencegahan sedini mungkin.

Baca juga: 5 Ciri-Ciri Anak Stunting yang Wajib Anda Ketahui

Stunting Terjadi pada Usia Berapa?

Stunting biasanya terjadi pada masa pertumbuhan anak, terutama pada rentang usia 0-5 tahun. Namun, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan sebagian besar kasus stunting di Indonesia terjadi pada anak-anak usia 24-35 bulan. Bahkan menurut hasil survei tersebut, sekitar 26,2% anak yang berada dalam rentang usia 24-25 bulan mengalami stunting.

Baca juga: 3 Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk yang Perlu Anda Ketahui

Penyebab Stunting

Penyebab stunting pada anak karena kurang asupan gizi

Ada banyak sekali faktor yang dapat menyebabkan terjadinya stunting pada anak. Bahkan, stunting dapat dimulai ketika anak masih berada di dalam kandungan. Anda harus mengetahui apa saja penyebabnya agar dapat mencegah terjadinya stunting pada anak. Berikut ini adalah beberapa penyebab stunting yang perlu Anda ketahui.

1. Kekurangan Gizi

Kekurangan gizi adalah penyebab utama dari terjadinya stunting pada anak. Masalah gizi ini bahkan dapat dimulai ketika anak masih berada di dalam kandungan. Di Indonesia, biasanya porsi makan orang-orang akan lebih dominan karbohidrat yang didapatkan dari nasi atau mie, tetapi hanya sedikit gizi dan protein yang biasa didapatkan dari lauknya seperti ikan, daging, sayur, dan buah-buahan.

Padahal, kandungan gizi yang terdapat dari lauk jauh lebih dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, orang tua harus memastikan bahwa anak selalu mengonsumsi makanan dengan porsi yang seimbang, jangan sampai hanya kebanyakan karbohidrat dan malah kekurangan gizi.

Produk Crystal of the Sea baik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak

Selain itu, Ibu juga harus memastikan bahwa anak mendapatkan ASI eksklusif, setidaknya sampai usia anak mencapai enam bulan. Setelah itu, pastikan juga anak mendapatkan MPASI (Makanan Pendamping ASI) yang sehat dan penuh gizi untuk melengkapi gizi yang dibutuhkan oleh anak. Jadi, risiko stunting yang dapat terjadi pada anak bisa dikurangi seminimal mungkin.

Baca juga: 7 Resep MPASI untuk Bayi yang Susah Makan

2. Infeksi yang Berulang

Anak-anak, terutama yang masih bayi, memang sangat rentan terkena infeksi. Ketika anak terus-menerus terkena infeksi secara berulang, tumbuh kembangnya dapat terganggu dan menyebabkan stunting pada anak. Biasanya, infeksi yang berulang dapat terjadi karena dua faktor, yaitu sulitnya akses ke layanan kesehatan dan lingkungan yang kotor.

Di Indonesia, akses kesehatan di beberapa daerah memang belum merata. Jadi, terkadang akan lebih sulit untuk mencegah terjadinya stunting pada anak jika tinggal di daerah yang sangat pelosok. Namun, sebagai orang tua, Anda dapat selalu menjaga lingkungan tempat tinggal agar selalu bersih sehingga risiko stunting pada anak dapat menurun.

Beberapa infeksi yang dapat memengaruhi terjadinya stunting pada anak seperti malaria, diare, cacingan, dan pneumonia, biasanya diakibatkan oleh lingkungan yang kurang bersih. Maka dari itu, cara terbaik untuk mencegah terjadinya infeksi yang berulang agar anak tidak mengalami stunting adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan.

Baca juga: Apa Saja Dampak Stunting Jangka Pendek dan Jangka Panjang?

3. Kurang Stimulasi Psikososial

Kurangnya stimulasi psikososial dari orang tua kepada anak juga dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya stunting. Stimulasi psikososial yang dimaksud adalah interaksi antara orang tua dan anak, terutama yang masih bayi, seperti menyuapinya, mengajak bermain, hingga memperhatikan tumbuh kembangnya secara saksama.

Kurangnya interaksi antara anak dengan orang tua dapat menghambat pertumbuhan anak, baik dari segi fisik, mental, maupun otaknya. Oleh karena itu, orang tua harus secara rutin melakukan interaksi dengan anak, jangan sampai anak malah sering dititipi ke orang lain. Jika seperti itu, bisa saja anak Anda malah dibawa ke lingkungan yang kurang bersih, diberikan makanan yang kurang sehat, dan lain sebagainya.

Apakah Stunting Bisa Diobati?

Stunting pada anak di bawah lima tahun, terutama di bawah dua tahun, dapat diatasi dengan perbaikan asupan gizi, pengobatan penyakit yang mendasarinya (misal menyembuhkan TBC, bila anak terkena TBC), serta penerapan pola hidup bersih dan sehat.

Pada dasarnya, pengobatan tidak melibatkan obat-obatan, tetapi fokus pada asupan gizi yang tinggi akan protein serta suplemen vitamin dan mineral yang diperlukan.

Lalu, bagaimana stunting pada anak di atas lima tahun?

Meskipun lebih sulit, anak di atas lima tahun yang terindikasi stunting masih memerlukan asupan gizi tinggi dan suplemen untuk merangsang perkembangan otak. Meskipun perubahan tinggi badan anak mungkin sulit, pemberian asupan gizi yang memadai dapat membantu dalam perbaikan berat badan dan produktivitas.

Baca juga: 7 Tips agar Bayi Mau Makan MPASI buatan Bunda, Cek Yuk!

Bagaimana Cara Mencegah Stunting?

Banyak sekali cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya stunting pada anak, bahkan ketika anak masih berada di dalam kandungan. Berikut ini adalah beberapa cara mencegah stunting menurut Kemenkes.

1. Memenuhi Kebutuhan Gizi Sejak Hamil

Tindakan paling awal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya stunting pada anak adalah dengan memenuhi kebutuhan gizi anak sejak masih berada di dalam kandungan. Ketika sedang hamil, Ibu harus selalu mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, serta harus selalu mengikuti anjuran dokter kandungan agar anak dapat terlihat dengan sehat.

Selain itu, pastikan juga untuk rutin melakukan check up sesuai dengan anjuran dokter agar tidak ada masalah kehamilan yang terjadi. Ayah dari anak tersebut, atau anggota keluarga lainnya, juga harus dapat membantu Ibu hamil memenuhi kebutuhan gizinya. Diharapkan, risiko terjadinya stunting pada anak dapat diminimalisir sebaik mungkin.

Produk Crystal of the Sea baik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak

2. Beri ASI Eksklusif

Menurut Veronika Scherbaum, seorang ahli gizi asal Universitas Hoffenheim, Jerman, menyatakan bahwa ASI memiliki kandungan gizi mikro dan makro yang mampu mengurangi peluang terjadinya stunting pada anak. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk Ibu memberikan ASI eksklusif kepada anak setidaknya sampai anak berusia enam bulan.

Selain itu, ASI juga memiliki kandungan protein whey dan kolostrum yang dinilai mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak.  Pemberian ASI eksklusif tidak hanya dapat mencegah terjadinya stunting pada anak, tetapi juga dapat memastikan mereka tidak mudah sakit. Apalagi, bayi memang sangat rentan terkena penyakit.

3. Berikan MPASI yang Sehat

Umumnya, bayi yang berusia di atas enam bulan sudah dapat diberikan MPASI atau Makanan Pendamping ASI. Fungsi dari MPASI sendiri adalah sebagai pelengkap gizi yang tidak dimiliki oleh ASI. Selain itu, pemberian MPASI juga dapat berguna agar bayi tidak ketergantungan dengan ASI secara berlebih.

Ketika memberikan MPASI, pastikan makanan yang dipilih dapat memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya hanya didapat dari ASI. Namun, orang tua juga perlu berhati-hati ketika memberikan MPASI untuk bayi. Pastikan untuk berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu mengenai makanan apa yang cocok dikonsumsi oleh bayi, agar nantinya tidak ada alergi yang terjadi.

Baca juga: 11 Makanan Untuk Mencegah Stunting Pada Balita

4. Selalu Jaga Kebersihan Lingkungan

Anak-anak, terutama yang masih bayi, sangat rentan terkena penyakit, apalagi jika lingkungan di sekitar mereka kotor. Hal tersebut juga merupakan salah satu faktor yang secara tidak langsung meningkatkan peluang terjadinya stunting pada anak. Oleh karena itu, orang tua harus memastikan bahwa anak tinggal di lingkungan yang bersih serta bisa mendapatkan air bersih dengan mudah.

Food Powder dari Crystal of the Sea untuk Cegah Stunting
Food Powder dari Crystal of the Sea untuk Cegah Stunting

Apabila Anda ingin memberikan makanan penuh gizi bagi anak tetapi bingung harus memberikan apa, langsung saja beli produk makanan sehat dari Crystal of the Sea. Kami menyediakan berbagai makanan sehat yang cocok untuk Ibu hamil maupun untuk MPASI. Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi kami di sini!

Coba Gratis Produk Crystal Sea

Sumber rujukan:

  • http://p2ptm.kemkes.go.id/post/cegah-stunting-dengan-perbaikan-pola-makan-pola-asuh-dan-sanitasi
  • https://promkes.kemkes.go.id/pencegahan-stunting
  • https://promkes.kemkes.go.id/?p=8486
  • https://www.kompas.com/sains/read/2022/07/14/083100223/3-penyebab-stunting-menurut-who
  • https://jatengprov.go.id/beritaopd/terlanjur-sunting-bisakah-diobati/
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp
Share on telegram
Telegram

FOLLOW US

Keracunan makanan adalah masalah yang sering terjadi dan dapat mengganggu kesehatan kita, baik dewasa …

Ikan teri telah lama dikenal sebagai salah satu sumber protein yang kaya dan lezat. …

Bayi berusia 6 bulan sudah harus mulai diberikan MPASI atau makanan pendamping ASI. Oleh …