Temukan ciri bayi kurang ASI yang wajib diwaspadai orang tua dan langkah tepat yang perlu diambil segera!
Sebagai orang tua, wajar jika sesekali muncul pertanyaan di benak kita, Apakah ASI saya cukup untuk Si Kecil? Kekhawatiran ini adalah ekspresi cinta dan tanggung jawab yang mendalam terhadap tumbuh kembang buah hati. Air Susu Ibu (ASI) memang anugerah nutrisi terbaik, kaya akan antibodi dan gizi lengkap yang dibutuhkan bayi di awal kehidupannya.
Namun, mengenali tanda-tanda kebutuhan si kecil sama pentingnya untuk memastikan ia mendapatkan yang terbaik. Memahami pentingnya nutrisi berkualitas adalah kunci, dan Crystal of the Sea berkomitmen untuk selalu mendukung Ayah Bunda dalam perjalanan ini.
Artikel ini akan membantu Ayah Bunda memahami lebih jelas ciri bayi kurang asi dan langkah apa yang sebaiknya diambil agar si kecil tumbuh maksimal.
Cek produk kami:
Contents
Mengapa Orang Tua Sering Khawatir Bayinya Kurang ASI?
Kekhawatiran mengenai kecukupan ASI sangatlah umum dirasakan, terutama oleh para ibu baru. Hal ini sangat bisa dimengerti, karena ASI memegang peranan sangat penting sebagai sumber nutrisi tunggal atau utama selama enam bulan pertama kehidupan bayi.
Kecukupan ASI berkaitan langsung dengan pertambahan berat badan, perkembangan otak, dan daya tahan tubuh si kecil. Menjadi pengamat yang baik terhadap “bahasa” atau sinyal yang diberikan bayi melalui tanda-tanda fisik dan perilakunya adalah langkah awal yang penting.
Bagaimana Ciri Bayi Kurang ASI?
Memahami tanda-tanda ini bukan untuk membuat panik, tetapi agar Ayah Bunda bisa lebih peka dan tahu kapan perlu mencari bantuan atau informasi lebih lanjut. Ingatlah bahwa observasi menyeluruh lebih baik daripada hanya melihat satu tanda saja. Berikut adalah beberapa ciri bayi kurang asi yang perlu diperhatikan dengan saksama:
1. Kenaikan Berat Badan Si Kecil Terlihat Lambat
Ini sering dianggap sebagai indikator yang bisa diandalkan untuk kecukupan asupan jangka panjang. Bayi baru lahir umumnya akan kehilangan sedikit berat badan di hari-hari pertama (sekitar 5-10 persen dari berat lahir), namun seharusnya berat badannya kembali atau melebihi berat lahir dalam 10-14 hari. Setelah itu, ada patokan kenaikan berat badan mingguan atau bulanan yang diharapkan.
Kenaikan berat badan si kecil berada di bawah kurva pertumbuhan normal yang seharusnya (Ayah Bunda bisa memantau ini melalui KMS atau grafik pertumbuhan WHO), berat badannya tidak naik sama sekali (stagnan) selama beberapa minggu, atau bahkan mengalami penurunan berat badan setelah melewati minggu pertama kehidupannya.
2. Popok Basah dan Kotor Berkurang Jumlahnya
Jumlah dan kondisi isi popok si kecil bisa menjadi jendela informasi mengenai hidrasi dan kecukupan asupan jangka pendek.
Setelah bayi berusia sekitar 5 hari, idealnya ia membasahi setidaknya 6-8 popok kain (atau 5-6 popok sekali pakai) dalam 24 jam. Tanda bayi mungkin kurang cairan adalah jika jumlah popok basah jauh lebih sedikit dari itu, atau jika urinnya tampak berwarna kuning pekat atau oranye dan berbau tajam.
Di bulan pertama, bayi ASI biasanya BAB beberapa kali sehari. Frekuensi yang sangat jarang (misalnya kurang dari 1 kali dalam beberapa hari, terutama di minggu-minggu awal), atau feses yang tampak keras, kering, atau seperti kerikil bisa menjadi salah satu ciri bayi kurang asi, meskipun pola BAB bisa sangat berbeda antar bayi.
3. Perilaku Menyusu yang Tidak Biasa
Perhatikan bagaimana si kecil berinteraksi dengan payudara saat sesi menyusu.
Bayi tampak sangat rewel atau frustrasi saat menyusu, menyusu sangat sebentar lalu melepas dan menangis, atau sebaliknya, menyusu terus-menerus dalam waktu yang sangat lama (lebih dari 40-60 menit setiap kali) namun tetap tampak tidak puas atau masih kelaparan setelahnya.
Bayi yang sering tertidur pulas saat baru mulai menyusu tapi kemudian cepat terbangun dan menangis karena lapar perlu diperhatikan. Bunyi decak atau “klik” selama menyusu bisa menandakan perlekatan yang kurang pas, yang menghambat transfer ASI secara baik. Ada kalanya bayi menolak menyusu sama sekali.
Bayi yang mendapatkan cukup ASI biasanya akan tampak tenang dan puas setelah menyusu, melepas payudara dengan sendirinya, dan memiliki periode tidur atau terjaga dengan nyaman di antara waktu menyusu.
4. Tanda-Tanda Fisik Lain pada Bayi
Bayi tampak sangat lesu, lemas, kurang aktif, atau tidur sepanjang waktu dan sangat sulit dibangunkan untuk menyusu. Kulitnya mungkin terlihat kering, keriput, atau jika dicubit perlahan, kembalinya sangat lambat (ini bisa menjadi tanda dehidrasi).
Mulut dan bibir bayi tampak kering atau tidak lembap. Kondisi kuning (jaundice) yang tidak kunjung membaik atau malah bertambah parah setelah beberapa hari pertama kehidupan perlu segera dievaluasi oleh dokter, karena bisa berkaitan dengan kurangnya asupan ASI.


Bagaimana Cara Mengatasi Bayi Kekurangan Asi?
Jika Ayah Bunda mengamati beberapa tanda di atas pada si kecil, langkah pertama adalah jangan panik. Berikut adalah hal bijak yang bisa dilakukan:
1. Tetap Tenang dan Amati Gambaran Besarnya
Satu tanda saja, misalnya bayi rewel, belum tentu berarti ia kurang ASI. Bisa jadi ada penyebab lain seperti kolik, tidak nyaman, atau butuh digendong. Cobalah amati kombinasi dari beberapa tanda yang sudah disebutkan di atas selama satu atau dua hari. Mencatat pola menyusu (kapan, berapa lama), jumlah popok basah dan kotor, serta perilaku umum si kecil bisa sangat membantu saat berkonsultasi nanti.
2. Segera Konsultasi Dokter!
Ini adalah langkah paling penting jika Ayah Bunda memiliki kekhawatiran serius. Hanya profesional kesehatan yang bisa melakukan evaluasi menyeluruh dan memberikan diagnosis pasti. Sebaiknya segera hubungi:
- Dokter Anak: Untuk memeriksa kondisi kesehatan bayi secara umum, menimbang berat badan, dan menyingkirkan kemungkinan adanya masalah medis lain.
- Konselor Laktasi Bersertifikat: Mereka adalah ahli dalam manajemen laktasi. Mereka bisa membantu mengevaluasi proses menyusui secara langsung, memeriksa perlekatan bayi pada payudara, memberikan saran teknik menyusui yang benar, dan membantu mengatasi masalah produksi ASI jika memang ada solusi yang tepat sasaran.
3. Fokus pada Nutrisi Terbaik untuk Mendukung Si Kecil
Setelah mendapatkan evaluasi dan saran dari profesional kesehatan, fokus selanjutnya adalah memastikan si kecil mendapatkan dukungan nutrisi terbaik untuk tumbuh kembangnya.
Bagi ibu yang terus menyusui, menjaga asupan makanan bergizi seimbang dan minum cukup air putih tetap penting. Apa yang ibu konsumsi berkontribusi pada kualitas ASI yang dihasilkan.
Memasuki MPASI, Jangan Lupa Dukung Gizi Tambahan Berkualitas!
Ketika si kecil mencapai usia sekitar 6 bulan dan menunjukkan tanda siap makan (sesuai rekomendasi dokter anak), inilah waktunya memperkenalkan Makanan Pendamping ASI (MPASI). Momen ini menjadi kesempatan emas untuk menambahkan asupan gizi berkualitas.
Memilih bahan MPASI yang tepat menjadi sangat penting, terutama jika sebelumnya ada kekhawatiran mengenai kecukupan asupan. Prioritaskan bahan makanan alami, murni, padat nutrisi, tanpa tambahan garam, gula, perasa buatan, atau pengawet.
Memilih bahan MPASI seperti bubuk makanan bayi yang kaya nutrisi penting seperti Omega-3 (DHA) untuk perkembangan otak, Kalsium untuk tulang dan gigi yang kuat, Protein untuk pertumbuhan sel, serta Zat Besi untuk daya tahan tubuh bisa menjadi pilihan cerdas.
Variasi menu penting untuk mengenalkan beragam rasa dan tekstur. Untuk inspirasi menu, Ayah Bunda bisa melihat berbagai resep MPASI bergizi yang mudah diikuti dan tentunya lezat untuk si kecil.
Baca juga:
- 5 Ciri-Ciri Stunting pada Bayi Baru Lahir
- Kenali Tips agar Bayi Mau Makan MPASI buatan Bunda
- Ibu Harus Tahu, Ternyata Ini 5 Akibat Bayi Kekurangan ASI
Dukung Perjalanan Nutrisi Si Kecil dengan Crystal of the Sea!
Setelah memastikan langkah penanganan yang tepat bersama dokter atau konselor laktasi, dan seiring si kecil bertumbuh memasuki fase MPASI, mendukung perjalanan nutrisinya dengan pilihan terbaik menjadi fokus utama. Crystal of the Sea hadir sebagai sahabat orang tua dalam menyediakan pilihan nutrisi tambahan yang berkualitas tinggi, higienis, mudah digunakan, sehat, dan aman untuk MPASI dan seluruh anggota keluarga.
Kami menawarkan rangkaian produk mulai dari Food Powder murni (seperti White Anchovy Powder kami yang menjadi favorit karena tinggi Omega-3 DHA dan Kalsium, sangat baik untuk mendukung perkembangan otak dan tulang di masa emas pertumbuhan), Dried Seafood berkualitas ekspor, hingga pilihan Frozen Food dan camilan sehat anak yang bergizi tanpa rasa bersalah.
Semua produk Crystal of the Sea dibuat dari 100 persen bahan alami premium, tanpa tambahan garam, gula, MSG, pengawet, atau bahan artifisial lainnya. Kami memprosesnya dengan standar tertinggi di pabrik bersertifikasi HACCP yang berpengalaman mengekspor ke berbagai negara, memastikan kemurnian, keamanan, dan kandungan nutrisi yang terjaga.
Bubuk makanan kami sangat mudah digunakan, bisa langsung ditaburkan di atas makanan si kecil atau dicampurkan saat memasak untuk menambah nilai gizi dan cita rasa alami dengan mudah.Jadikan setiap suapan si kecil lebih berarti dalam mendukung tumbuh kembangnya yang maksimal. Dukung perjalanan nutrisi buah hati kamu bersama Crystal of the Sea!


Sumber:
- https://hellosehat.com/parenting/bayi/menyusui/tanda-bayi-kurang-asi/
- https://bebeclub.co.id/artikel/nutrisi/0-3-bulan/tanda-bayi-kurang-asi
- https://www.alodokter.com/bunda-wajib-mengetahui-tanda-bayi-cukup-asi-berikut