Stunting adalah perawakan tumbuh pendek yang disertai dengan turunnya kemampuan kognitif yang disebabkan oleh kekurangan energi atau nutrisi kronis atau berkepanjangan. Stunting kini menjadi masalah penting yang sering dibahas karena memiliki dampak jangka panjang seperti penurunan kecerdasan, penurunan produktivitas, munculnya masalah kesehatan degeneratif seperti hipertensi dan diabetes melitus serta masalah kesehatan lainnya dikarenakan sistem imun yang kurang baik karena kekurangan energi atau nutrisi.
Banyak yang mengira kekurangan energi kronis ini dimulai sejak anak lahir atau bahkan saat anak memulai MPASI. Namun faktanya, yang dimaksud dengan kekurangan energi kronis ini dimulai sejak anak di dalam kandungan. Bahkan status nutrisi ibu saat hamil juga menjadi salah satu faktor penting untuk mencegah terjadinya stunting pada anak.
Baca juga: 11 Resep Makanan Bayi 6 Bulan untuk Kecerdasan Otak
Contents
Cara Mengetahui Status Nutrisi Ibu Hamil
Jadi, bagaimana cara mengetahui status nutrisi ibu hamil? Berikut ini penjelasannya.
1. Indeks Massa Tubuh
Status nutrisi ibu ini dapat dinilai dengan beberapa hal yang pertama adalah Indeks Massa Tubuh (IMT). Alangkah baiknya saat mulai mempersiapkan kehamilan, klasifikasi IMT adalah normal. IMT ini dapat dihitung dan diklasifikasikan sesuai dengan gambar di bawah ini.
2. Mengukur Lingkar Lengan Atas
Cara mengetahui status nutrisi ibu hamil yang kedua adalah dengan mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA). Biasanya diukur pada pertengahan lingkar lengan kiri atas dan dikatakan baik jika tidak kurang dari 23.5 cm.
Lingkar lengan ini penting karena dapat menggambarkan persediaan cadangan lemak tubuh. Artinya, jika LILA kurang dari 23.5 cm maka ibu hamil dapat berisiko melahirkan bayi premature dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR).
Baca juga: Bolehkah Makan Udang Saat Hamil?
3. Mengetahui Kadar Hemoglobin
Status kesehatan ibu hamil juga dapat diketahui dengan memeriksa kadar Hemoglobin (Hb). Saat pemeriksaan awal kehamilan biasanya akan dicek kadar Hb untuk menentukan apakah ibu anemia atau tidak.
WHO menyebut ibu hamil dikatakan anemia jika kurang dari 11 g/dL. Hal ini penting karena Hb berfungsi sebagai alat transportasi zat gizi dari sistem pencernaan ke sel-sel seluruh tubuh. Jika kadar Hb kurang maka zat gizi yang tersalurkan pada bayi melalui plasenta juga akan berkurang sehingga bayi dapat mengalami anemia, meningkatkan risiko BBLR dan kematian bayi.
Nah, mengingat pentingnya status nutrisi ibu saat hamil untuk turut mencegah stunting pada anak, maka penting juga bagi ibu untuk mempersiapkannya jauh hari sebelum merencenakan kehamilan.
Cara Memperbaiki Status Nutrisi Ibu Hamil untuk Mencegah Stunting
Bila saat kehamilan ternyata dari tiga aspek tersebut masih belum baik maka tidak perlu berkecil hati, ibu tetap dapat mengejar perbaikan status nutrisi dengan beberapa cara.
1. Mengatur Kenaikan Berat Badan saat Hamil
Jadi saat hamil terdapat batasan normal kenaikan berat badan yang disesuaikan dengan IMT ibu tepat sesaat sebelum hamil. Sehingga harapannya asupan nutrisi yang didapat si kecil dalam kandungan tidak kurang ataupun berlebih.
Berikut tabel kenaikan berat badan normal ibu saat hamil berdasar IMT.
2. Menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) selama Hamil
Pemcegahan stunting pada ibu hamil dapat dilakukan dengan menerapkan PHBS. Adapun PHBS yang dapat dilakukan seperti menghindari rokok dan alcohol, istirahat dan minum air putih cukup, makan makanan bergizi seimbang dan melakukan aktivitas fisik yang sesuai dengan usia kehamilan dengan berdiskusi terlebih dahulu dengan dokter yang menangani.
3. Rutin Konsumsi Suplemen Kehamilan
Suplemen yang biasanya penting untuk ibu hamil adalah zat besi, asam folat, kalsium. Pastikan konsumsi secara rutin dan tepat dosis sesuai arahan dokter atau bidan yang menangani.
Baca juga: 20 Rekomendasi Camilan untuk Ibu Hamil yang Lezat
4. Konsumsi Makanan Bergizi Seimbang
Makanan sehari-hari sebaiknya terdiri dari karbohidrat (contoh: nasi), protein hewani (contoh: ayam goreng), protein nabati (contoh: tempe), sayur dan buah. Bagi ibu hamil penting untuk mengkonsumsi makanan tinggi zat besi untuk mencegah anemia seperti daging merah, daging ayam, hati ayam, telur dan sayuran berwarna hijau gelap. Disertai konsumsi makanan dengan sumber vitamin C karena dapat meningkatkan penyerapan zat besi seperti jeruk.
Batasi kelebihan sumber lemak dan garam karena dapat meningkatkan risiko hipertensi kehamilan serta hindari konsumsi teh dan kopi karena dapat menghambat penyerapan zat besi.
Harapannya, jika status nutrisi ibu selama hamil dalam kondisi baik setelah melakukan empat hal di atas, maka 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) anak yang dimulai sejak dalam kandungan pun dimulai dengan baik. Sehingga memperkecil risiko terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak setelah lahir.
Baca juga: 11 Makanan Untuk Mencegah Stunting Pada Balita
Cegah Stunting pada Anak dengan Almond Fish
Selain itu, ibu hamil juga dapat mengonsumsi “Almond Fish” camilan sehat dari Crystal of the Sea yang merupakan snack olahan hasil laut yang lezat bergizi dan tentunya aman dikonsumsi ibu hamil.
Memiliki kandungan gizi seperti Omega-3, kalsium, dan protein sehingga baik untuk tumbuh kembang otak dan tulang janin. Langsung hubungi kami sekarang juga untuk mendapatkan produknya.
Ditulis oleh: dr. Farah Uma Mauhibah
Sumber referensi:
- Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur (WUS). Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
- Kusumastuti, Endhang. 2022. Anemia dalam Kehamilan. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1132/anemia-dalam-kehamilan#:~:text=Berdasarkan%20WHO%2C%20anemia%20pada%20kehamilan,g%2FdL%20pada%20pasca%20persalinan. Diakses 18 November 2022.
- Thamaria, Netty. 2017. Bahan Ajar Gizi Penilaian Status Gizi. Jakarta: Pusat Pendidikan Sumber Daya Kesehatan, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.