Sertifikat HACCP adalah salah satu indikator yang wajib diperhatikan sebelum Anda membeli sebuah produk pangan. Prosedur HACCP sendiri dilakukan oleh produsen makanan demi menjamin keamanan dan mutu agar produknya tetap steril dan terhindar dari bahan kontaminan di dalamnya.
Penting sekali mengenal seluk-beluk sertifikat HACCP ini, terutama bagi Anda seorang ibu rumah tangga yang ingin memastikan keamanan bahan makanan untuk anggota keluarganya. Karena itu, Crystal of the Sea akan mengulas lengkap tentang sertifikat HACCP. Simak pembahasan lengkapnya dalam artikel ini.
Contents
Apa Itu Sertifikat HACCP?
Ada baiknya kita memahami pengertian HACCP terlebih dahulu sebelum membahas tentang sertifikatnya. HACCP adalah singkatan dari Hazard Analysis and Critical Control Point, yakni tindakan manajemen keamanan pangan yang dilakukan secara preventif. Proses ini telah diakui secara internasional oleh Food and Drug Administration (FDA), lembaga penjamin mutu dan keamanan pangan dan obat-obatan asal Amerika Serikat.
Langkah tersebut melibatkan proses analisis dan kontrol terhadap berbagai jenis bahaya (hazard) dalam sebuah produk pangan. Ada pun jenis bahaya yang dianalisis adalah bahan bersifat kimiawi, biologis, atau fisis yang dapat menimbulkan risiko kesehatan pada konsumen. Proses analisisnya dimulai dari proses manufaktur di pabrik hingga distribusi dan sampai ke tangan konsumen.
Produsen pangan yang lolos dari analisis HACCP berhak mendapatkan sertifikatnya. Sertifikat HACCP menjadi penanda bahwa produsen tersebut telah berhasil melakukan penerapan HACCP berdasarkan konsep dan tujuh prinsipnya. Produsen pangan dengan HACCP membuktikan bahwa produknya aman dikonsumsi serta tidak membahayakan kesehatan konsumen.
Baca juga: Apa Itu HACCP: Pengertian, Prinsip dan Contoh Penerapannya
Siapakah yang Wajib Melakukan Sertifikasi HACCP?
Seluruh perusahaan yang bergerak di bidang produksi pangan wajib melakukan sertifikasi HACCP. Saat ini, sertifikasi HACCP sudah banyak dilakukan oleh perusahaan besar di dunia karena manfaatnya, yaitu membantu meningkatkan kepercayaan publik sehingga ruang lingkup pemasaran makin luas.
Sertifikat HACCP tidak hanya berguna untuk memperluas jaringan pemasaran dalam negeri. Perusahaan yang melakukan ekspor produk ke negeri yang sudah bermitra juga wajib melewati tahap sertifikasi ini.
Ada pula tujuan lain dari sertifikasi HACCP adalah peningkatan level penerapan sistem HACCP ke tingkat A atau B, kegiatan verifikasi tahunan, penambahan ruang lingkup produksi, atau melakukan ekspor ke negara lain yang belum terdaftar sebagai mitra perusahaan tersebut.
Baca juga: Tujuan dan Manfaat HACCP dalam Industri Pangan
Bagaimana Cara Mendapatkan Sertifikasi HACCP?
Prosedur untuk mendapatkan sertifikat HACCP tidaklah mudah. Perusahaan atau industri pangan harus melalui beberapa langkah untuk melakukan sertifikasi HACCP. Sebelum melakukan inspeksi, perusahaan harus melakukan pendaftaran terlebih dahulu untuk permohonan sertifikat baru ataupun sertifikasi perpanjangan.
Perusahaan produk pangan berbahan dasar ikan seperti Crystal of the Sea memiliki prosedur sendiri dalam mendapatkan sertifikasi HACCP. Proses sertifikasi HACCP dilakukan secara bertahap. Anda bisa melihat rincian pelaksanaan inspeksi terhadap Unit Pengolahan Ikan (UPI) di bawah ini:
1. Persiapan Inspeksi
Pada tahap ini, ketua tim inspektur mutu akan membuat rencana pelaksanaan inspeksi. Inspektur juga harus menyiapkan laporan inspeksi sebelumnya apabila perusahaan hendak melakukan perpanjangan sertifikasi HACCP.
2. Pelaksanaan Inspeksi
Berikutnya, tim inspektur melakukan pemeriksaan sesuai tujuh prinsip HACCP yang berlaku. Selain HACCP, inspektur juga menggunakan peraturan dari Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.KEP.052A/MEN/2013 tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada Proses Produksi, Pengolahan, dan Distribusi.
Baca juga: Inilah 7 Prinsip HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point)
Tim inspektur mengumpulkan data-data sesuai ruang lingkup, kriteria, dan tujuan inspeksi. Setiap hasil temuan yang diperiksa dicatat secara objektif melalui observasi lapangan, analisis dokumen, dan proses wawancara.
Hasil temuan yang tidak memenuhi persyaratan HACCP atau Keputusan Menteri dianggap sebagai ketidaksesuaian dan pihak UPI harus memberikan persetujuan demi menghindari perbedaan pendapat. Bukti ketidaksesuaian tersebut ditulis dalam laporan dengan jelas dan mengikuti pola Problem, Location, Objective Evidence, dan Reference (PLOR).
3. Pembahasan Hasil Inspeksi
Hasil inspeksi yang dibahas adalah temuan mengenai ketidaksesuaian prosedur di pabrik dengan prinsip HACCP yang diterapkan serta bukti objektifnya. Pembahasan ini dilakukan oleh tim inspektur mutu. Dalam tahap ini, inspektur akan melakukan evaluasi terkait ketidaksesuaian tersebut untuk membuat laporan akhir pemeriksaan.
Setelah laporan selesai dibuat, inspektur mengadakan pertemuan akhir dengan pihak manajemen UPI. Pertemuan akhir membahas tentang keseluruhan hasil inspeksi, termasuk ketidaksesuaian yang ditemukan.
Di sinilah pihak manajemen UPI berkesempatan untuk memberikan tanggapan terhadap hasil ketidaksesuaian tersebut. Mereka juga harus melakukan rencana perbaikan dan deadline yang disepakati bersama tim inspektur.
Tips Memulai Penerapan HACCP di Perusahaan
Jangankan menerapkan sistem HACCP yang sesuai, memperkenalkan HACCP pada suatu bisnis makanan seperti industri jasa makanan bukan hal yang mudah. Bahkan ada yang mengibaratkan seperti “merampok sebuah bank”. Artinya membutuhkan perhatian saksama dalam persiapan dan perencanaannya agar bisa berhasil.
Pengenalan dan memasukkan sistem manajemen keamanan pangan (HACCP) ke dalam sistem produksi perusahaan bisa saja mendapat penolakan dan perlawanan dari beberapa pihak. Jadi, bagi Anda yang masih bingung bagaimana memulai penerapan sistem manajemen keamanan pangan di perusahaan Anda, Crystal of the Sea akan memberikan beberapa tips.
Berikut ini tips memulai penerapan HACCP di perusahaan:
1. Berikan Pendidikan dan Training
Tips pertama ini sangat krusial dan penting untuk menyampaikan teknik dan manfaat dari HACCP. Standar pelatihan HACCP sekarang telah banyak tersedia di beberapa lembaga pelatihan termasuk lembaga konsultan. Training keamanan pangan juga dapat dilakukan untuk membentuk tim HACCP dan manajemen yang solid.
2. Jalin Komunikasi
Informasi tentang HACCP harus diketahui secara menyeluruh mulai dari manajemen puncak hingga staf cleaning service.
3. Bangun Partisipasi dan Keterlibatan Karyawan
Tips selanjutnya Anda dapat membuat kelompok kerja (working group) atau tim HACCP dengan melibatkan karyawan untuk membahas isu-isu terkait HACCP.
4. Bantuan dan Dukungan
Di tahap awal pengenalan HACCP memang cukup berat, oleh karena itulah Anda bisa mencari bantuan dan dukungan dari pihak eksternal yang kredibel. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan jasa konsultan.
Selain itu, bantuan dan dukungan juga bisa berasal dari pihak internal. Sebagai contoh saat ada pihak yang tidak setuju terhadap penerapan HACCP, ajaklah dia bergabung ke dalam tim HACCP sehingga pihak tersebut dapat menjadi bagian perubahan.
5. Bergabung di Komunitas
Tips yang terakhir yaitu bergabunglah di komunitas. Saat perusahaan Anda bergabung di dalam komunitas HACCP, akan ada banyak praktik terbaik yang dibagikan di sana. Anda dapat belajar dan saling berbagi dengan perusahaan yang telah matang dalam penerapan HACCP.
Dengan begitu, perusahaan dan tim HACCP Anda akan memiliki pengetahuan yang lebih memadai.
Siapa yang Mengeluarkan Sertifikat HACCP?
Sertifikat HACCP diterbitkan oleh Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia. Sebelum menerbitkan sertifikatnya, tim inspektur harus melaporkan hasil inspeksi terlebih dahulu melalui aplikasi HACCP Online System untuk ditandatangani oleh Kepala BKIPM.
Pedoman mengenai sertifikat HACCP banyak dibahas dalam regulasi dari Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan. Ada pula regulasi lain yang mengatur sertifikat HACCP, yaitu Peraturan Presiden No. 57 Tahun 2015 tentang Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Serta Peningkatan Nilai Tambah Produk Hasil Perikanan dan Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-19011-2005 Panduan Audit Sistem Manajemen Mutu dan atau Lingkungan.
Tingkat Sertifikat | Temuan Minor | Temuan Mayor | Ketidaksesuaian Status | Kritis |
---|---|---|---|---|
Rate A | maksimum 6 | maksimum 5 | 0 | 0 |
Rate B | maksimum 7 | maksimum 10 | maksimum 2 | 0 |
Rate C | lebih dari 7 | maksimum 11 | maksimum 4 | 0 |
Jalan panjang untuk mendapatkan sertifikat HACCP tidaklah mudah. Perusahaan pangan harus melalui beberapa tahapan inspeksi untuk memastikan bahwa produknya telah memenuhi standar HACCP dan tidak mengandung bahan-bahan berbahaya. Sertifikat ini sangat penting karena bisa meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap suatu produsen makanan.
Produsen pangan yang telah berhasil meraih sertifikat HACCP adalah Crystal of the Sea. Salah satu produk kami, yaitu Almond Fish (Original), bebas dari zat aditif dan bahan berbahaya lainnya sehingga aman dikonsumsi sebagai snack tanpa harus dimasak lagi. Produk ini berbahan dasar Ikan Teri Jengki (Brown Anchovy) dan Kacang Almond Premium yang pastinya lezat saat disantap. Hubungi kami segera dan dapatkan produknya sekarang juga hanya di website kami.
Sumber rujukan:
- http://www.bkipm.kkp.go.id/bkipmnew/v2016/layanan.php?k=e&l=haccp
- https://mutuinstitute.com/post/cara-syarat-prosedur-sertifikasi-haccp/
- https://www.acidatama.co.id/berita-detail.php?id=4
- https://www.isomanajemen.com/sertifikat-haccp-adalah/