MPASI (Makanan Pendamping ASI) merupakan makanan yang diberikan kepada bayi saat usia 6 bulan ke atas sebagai tambahan dari ASI atau susu formula. Pemberian MPASI bertujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi yang makin meningkat seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Namun, tidak jarang bayi mengalami gangguan pencernaan seperti sering BAB setelah diberi MPASI. Lantas, apa sih penyebab bayi sering BAB setelah diberi MPASI?
Sebelum membahas lebih jauh mengenai penyebab bayi sering BAB setelah diberi MPASI, Anda dapat membaca mengenai Variasi Menu MPASI 6 Bulan Selama Sebulan yang pernah kami bahas sebelumnya. Selain itu, Anda juga bisa mengukur kandungan nutrisi yang dikonsumsi oleh sang buah hati setiap harinya menggunakan Kalkulator Nutrisi dari Crystal of the Sea.
Pada artikel ini, kami akan membahas mengenai apa saja penyebab bayi sering BAB setelah diberi MPASI. Selain itu, akan ada juga pembahasan mengenai tip mencegah gangguan pencernaan pada bayi. Mari simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Contents
Penyebab Bayi Sering BAB setelah Diberi MPASI
Bayi mulai sering BAB setelah diberi MPASI merupakan hal yang cukup normal dan orang tua tidak perlu langsung panik. Penyebab bayi jadi lebih sering BAB setelah diberikan MPASI adalah refleks gastrokolik pada bayi yang terstimulasi setelah lambung diisi makanan dan dapat memicu sensasi ingin buang air besar.
Walaupun begitu, feses yang dikeluarkan setelah bayi makan MPASI tidak mengandung makanan yang baru saja dikonsumsi. Perlu diketahui bahwa makanan yang baru masuk membutuhkan waktu setidaknya sekitar tiga hingga empat jam untuk mencapai anus. Jadi, bayi yang langsung BAB setelah makan, fesesnya bukan berasal dari makanan yang baru saja dikonsumsi, melainkan makanan sebelumnya.
Selain itu, bayi yang diberikan ASI mungkin akan lebih sering BAB setelah makan dibandingkan dengan bayi yang diberikan susu formula. Hal ini disebabkan karena susu formula lebih sulit dicerna dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk melalui sistem pencernaan dibandingkan ASI.
Orang tua tidak perlu khawatir jika bayi langsung BAB setelah minum ASI, selama berat badan bayi masih stabil bahkan naik. Namun, jika berat bayi terus turun setelah buang air besar, ini bisa menandakan kondisi kesehatan yang serius. Bentuk dan tekstur feses bayi yang sehat juga bisa memberikan petunjuk tentang kesehatannya. Feses yang normal dan bertekstur seperti buah pisang atau pasta menandakan bahwa bayi dalam kondisi sehat.
Baca juga: Apa Penyebab Bayi Mencret Setelah MPASI?
Frekuensi BAB Bayi Setelah MPASI
Anak yang berusia 6 bulan – 1 tahun biasanya BAB sebanyak dua hingga empat kali dalam sehari. Namun, jika terjadi perubahan dalam frekuensi BAB, hal tersebut tidak selalu menandakan adanya masalah yang tidak normal. Frekuensi BAB dapat dipengaruhi oleh pola pencernaan bayi dan jenis makanan yang dikonsumsi.
Jika bayi tetap tenang, ceria, aktif, dan tidak menunjukkan gejala demam atau dehidrasi, kemungkinan besar peningkatan frekuensi BAB disebabkan oleh jenis makanan yang dikonsumsinya, dan bukan karena masalah kesehatan. Namun, jika merasa khawatir dengan kondisi bayi Anda, disarankan untuk berkonsultasi langsung dengan dokter anak agar dapat dilakukan pemeriksaan fisik guna mendukung diagnosis.
Kondisi BAB Bayi yang Perlu Diwaspadai
Bayi yang sering buang air besar, tetapi tidak mengalami diare, adalah hal yang normal. Namun, jika frekuensi BAB bayi mulai meningkat lebih dari empat kali dalam sehari dan disertai perubahan konsistensi feses, orang tua harus waspada dan segera berkonsultasi dengan dokter.
Apabila di dalam feses bayi terdapat lendir atau darah, kondisi ini perlu dipantau dan segera dikonsultasikan dengan dokter karena dapat menunjukkan adanya diare. Biasanya, diare pada bayi memang akan sembuh dengan sendirinya. Namun, jika diare tidak sembuh dalam waktu seminggu, maka Anda perlu membawa bayi ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Selama bayi mengalami diare, sangat penting untuk memastikan bahwa mereka tetap terhidrasi dengan memberikan ASI atau cairan lain yang sesuai. Jika anak Anda sudah berusia lebih dari enam bulan, pastikan memberikan air mineral dan makanan yang kaya akan serat seperti pisang dan pepaya untuk membantu melancarkan sistem pencernaannya.
Baca juga: 5 Penyebab Bayi Sembelit saat MPASI
Tip Mencegah Gangguan Pencernaan Pada Bayi
Selain mengetahui penyebab bayi sering BAB setelah diberi MPASI, ada beberapa tip yang dapat membantu mencegah gangguan pencernaan pada bayi. Berikut ini adalah beberapa tip yang dapat dilakukan oleh orang tua.
1. Tetap Berikan ASI sebagai Makanan Utama
ASI adalah makanan terbaik untuk bayi dalam 6 bulan hingga setahun pertama kehidupannya. ASI mengandung nutrisi yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Selain itu, ASI juga membantu menjaga kesehatan pencernaan bayi dan mengurangi risiko terjadinya gangguan pencernaan.
2. Pastikan Makanan dan Alat Makan Steril
Pastikan makanan yang dikonsumsi oleh bayi Anda dan alat makan yang digunakan untuk memberikan MPASI pada bayi sudah dalam keadaan steril. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi pada bayi yang dapat memicu gangguan pencernaan.
Baca juga: 7 Cara Membuat MPASI yang Sehat dan Bergizi
3. Mandikan Bayi dengan Air Hangat
Memandikan bayi Anda dengan air hangat dapat membantu meredakan ketegangan yang ada pada perut bayi, yang mana dapat memicu gangguan pencernaan. Namun, pastikan suhu air tidak terlalu panas atau terlalu dingin agar bayi tetap merasa nyaman.
4. Perkenalkan Makanan Baru Secara Bertahap
Pastikan untuk memperkenalkan makanan baru pada bayi secara bertahap dan perlahan-lahan. Hal ini bertujuan untuk memberikan waktu pada sistem pencernaan bayi untuk beradaptasi dengan makanan baru. Anda dapat mulai dengan memberikan satu jenis makanan baru dalam beberapa hari, kemudian tambahkan makanan baru yang lain jika bayi telah terbiasa dengan makanan sebelumnya.
5. Perhatikan Jenis Makanan yang Diberikan
Sebagai orang tua, Anda harus selalu memperhatikan jenis makanan yang diberikan pada bayi. Hindari memberikan makanan yang dapat memicu reaksi alergi pada bayi seperti gluten, telur, susu sapi, atau kacang-kacangan. Perhatikan juga kandungan gula dan garam pada makanan yang diberikan pada bayi karena makanan yang terlalu manis atau terlalu asin dapat memicu gangguan pencernaan.
6. Periksakan Kondisi Bayi secara Rutin ke Dokter
Pastikan bayi mendapatkan pemeriksaan kesehatan secara rutin ke dokter anak. Walaupun Anda dapat mencari berbagai tip untuk merawat bayi di internet, tetapi dokter anak dapat membantu memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi secara lebih baik, serta dapat memberikan saran yang jauh lebih tepat mengenai nutrisi dan perawatan bayi.
Dalam menghadapi gangguan pencernaan pada bayi setelah diberi MPASI, penting untuk mengetahui penyebabnya dan mengambil tindakan yang tepat untuk mencegahnya. Dengan mengikuti tip di atas dan memperhatikan kondisi bayi dengan saksama, orang tua dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan bayi dan membantu proses pertumbuhan dan perkembangannya dengan optimal.
Agar MPASI bayi Anda lebih lezat, bergizi, dan dapat membantu mencegah gangguan pencernaan, coba tambahkan food powder dari Crystal of the Sea. Cukup taburkan satu sendok teh bubuk makanan kami di atas MPASI, makanan si kecil pun akan terasa lebih umami dan bernutrisi. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi kami di sini!
Sumber referensi:
- https://merries.co.id/community-parenting/kesehatan/kenali-frekuensi-bab-bayi-setelah-mpasi
- https://www.klikdokter.com/ibu-anak/kesehatan-anak/anak-sering-buang-air-besar-setelah-makan-normalkah
- https://www.alodokter.com/komunitas/topic/bayi-lebih-sering-bab