Dalam industri makanan, food hygiene adalah konsep penting yang harus diterapkan. Penerapan food hygiene melibatkan serangkaian praktik kebersihan produk makanan dengan tujuan yang lebih besar, yaitu melindungi kesehatan publik dengan mencegah penyakit yang ditularkan melalui makanan.
Selain food hygiene, ada juga food sanitation yang berfokus pada pemeliharaan kondisi sanitasi di tempat pengolahan makanan. Walaupun merupakan dua konsep yang dijalankan dengan cara yang berbeda, keduanya berperan penting dalam mencegah penularan penyakit melalui makanan.
Ada juga istilah food safety yang juga menjadi elemen penting dalam produksi makanan, tetapi tidak dibahas dalam artikel ini. Namun, Anda bisa mencari tahu lebih lanjut dengan membaca artikel Mengenal Apa Itu Food Safety dan Seberapa Pentingkah di Industri Makanan?.
Mari kenali tentang food hygiene dan food sanitation yang merupakan konsep penting dalam kebersihan produk makanan dan minuman.
Contents
Apa Itu Food Hygiene?
Food hygiene adalah praktik dan pedoman yang bertujuan untuk menjaga kegiatan operasional bisnis produksi tetap bersih dan berada dalam kondisi yang sehat.
Food hygiene memiliki tujuan umum, yaitu melindungi kesehatan masyarakat dari risiko penyakit yang disebabkan oleh kontaminasi mikroba (biological hazard) pada makanan.
Istilah ini berkaitan dengan penanganan makanan, transportasi, penyimpanan, proses pengolahan bahan baku, dan penyajian makanan yang tepat.
Tujuan Food
Secara khusus, tujuan food hygiene atau kebersihan makanan meliputi hal berikut:
- Mencegah kerusakan makanan akibat kondisi lingkungan yang kotor, praktik kebersihan makanan yang buruk, dan kurangnya pemahaman tentang keamanan pangan.
- Mengarahkan dan mendidik orang yang terlibat dalam pengolahan produk tentang cara penanganan makanan yang aman dan praktik sanitasi.
- Memperpanjang masa simpan produk melalui proses pengolahan yang bersih.
- Mencegah makanan yang tidak aman masuk ke pasar sehingga menyebabkan penyakit akibat makanan.
Baca juga: Apa Saja Tujuan Food Safety? Ini Penjelasannya
Prinsip Food Hygiene
Dalam penerapan food hygiene, terdapat 6 prinsip yang harus diperhatikan, antara lain:
- Pemilihan bahan baku. Kebersihan sudah harus diperhatikan sejak dari pemilihan bahan baku hingga transportasi.
- Penyimpanan bahan makanan. Banyak faktor yang dapat merusak kualitas bahan makanan, baik itu manusia atau bakteri. Pastikan untuk menyimpan makanan di tempat yang sejuk untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan perlakukan bahan makanan dengan baik untuk mencegah kerusakan fisik.
- Pengolahan makanan. Bahan baku harus diolah di tempat dan dengan menggunakan alat yang sesuai standar kebersihan. Orang yang bertugas mengolah makanan juga harus menggunakan APD untuk mencegah ada bakteri yang masuk dari tubuh ke makanan.
- Pengangkutan makanan. Produk makanan yang telah jadi harus diangkut dan dipindahkan sesuai dengan standar untuk mencegah terjadinya kontaminasi atau pencemaran.
- Penyimpanan Makanan. Penyimpanan makanan dan bahan makanan tentu memiliki syarat yang berbeda. Perusahaan harus memperhatikan berbagai faktor seperti kelembaban makanan, pH, serta suhu yang tepat untuk mencegah kuman dan bakteri tumbuh.
- Penyajian makanan. Prinsip hygiene dalam penyajian makanan adalah setiap jenis makanan harus disajikan dengan wadah terpisah serta sebisa mungkin tertutup. Tujuannya untuk mencegah kontaminasi silang yang mungkin terjadi.
Apa Itu Food Sanitation?
Bagi beberapa orang, istilah hygiene dan sanitation memiliki makna yang hampir sama, padahal berbeda. Food sanitation adalah kondisi kebersihan dan sanitasi di dalam area produksi untuk mencegah terjadinya penyakit akibat makanan.
Food sanitation melibatkan beberapa operasi yang berguna dalam menjaga kebersihan seluruh fasilitas, peralatan, dan elemen lain dalam rantai pasokan makanan.
Tujuan Food Sanitation
Tujuan utama dari food sanitation adalah meminimalkan risiko penyakit akibat makanan dengan membuat lingkungan kerja yang bebas dari bahaya keamanan pangan.
Patogen dan bahaya keamanan pangan lainnya bisa menempel pada permukaan kontak, peralatan, dan peralatan makan. Dalam hal ini food sanitation berfokuus pada kegiatan terhadap kesehatan lingkungan di mana makanan dan minuman berada (Food and Beverage Environment).
Pada dasarnya, food Hygiene dan food sanitation tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain karena dua aspek yang erat kaitannya dan saling mempengaruhi. Misalnya, sebelum memotong sayuran, pastikan Anda mencuci tangan Anda selama setidaknya 20 detik dengan sabun (food hygiene). Air yang digunakan dalam pengolahan makanan di pabrik ini menjalani proses pemurnian untuk memastikan kebersihannya (sanitation).
Contoh Penerapan Food Hygiene dalam Industri Makanan
Penerapan food hygiene dilakukan pada hampir semua area dalam bisnis makanan, mulai dari produksi bahan baku hingga pengiriman produk. Seperti apa contoh penerapan food hygiene dalam industri makanan? Mari kita lihat penjelasan di bawah ini.
1. Pembersihan
Proses pembersihan dilakukan untuk memastikan bahwa semua peralatan dan area kerja bebas dari kontaminasi. Prinsip ini berlaku untuk peralatan dapur, area kerja, dan bahan baku. Pembersihan juga meliputi proses sanitasi sebelum memulai produksi makanan. Beberapa contoh kegiatan pembersihan mencakup:
- Menjadwalkan kegiatan pembersihan secara teratur.
- Mengatur formulir pemantauan untuk memastikan jadwal pembersihan diikuti.
- Memudahkan prosedur pembersihan bagi semua penangan makanan, contohnya menempatkan poster kebersihan makanan atau menyediakan pembersih tangan dan wastafel di dekat pintu masuk.
- Menggunakan bahan kimia dan disinfektan yang aman untuk makanan.
- Menyemprotkan area kerja sebelum memulai proses produksi.
- Mencuci bahan makanan sebelum memasak, seperti buah-buahan dan sayuran.
Baca juga: 3 Cara Memasak MPASI Berdasarkan Usia dan Contoh Resepnya
2. Pengolahan
Proses pengolahan harus dilakukan dengan menerapkan food hygiene untuk membunuh bakteri berbahaya yang bisa Setiap jenis makanan membutuhkan waktu pengolahan yang berbeda serta suhu yang aman dan memadai. Contohnya adalah memastikan tidak ada makanan yang tidak matang dengan sempurna sebelum disajikan atau dikemas atau memanaskan kembali makanan jika jika ditinggalkan dalam suhu lingkungan selama jangka waktu tertentu.
3. Pendinginan
Pendinginan juga diperlukan untuk menghentikan pertumbuhan bakteri dan menjaga makanan tetap aman. Langkah ini dilakukan untuk makanan yang mudah rusak, seperti salad siap saji atau daging yang sudah dimasak. Contohnya, menyimpan sayuran dengan kondisi suhu 2-4 derajat Celcius untuk mencegah perkembangbiakan mikroorganisme yang berbahaya.
4. Pemisahan Bahan Makanan
Pemisahan bahan makanan dengan tepat adalah cara terbaik untuk menghindari kontaminasi silang. Bahan mentah dipisahkan dari bahan matang untuk menghindari kontaminasi pada makanan yang sudah diproses.
Pemisahan bahan makanan yang tepat juga mencakup penentuan ruang khusus untuk produk kering dan basah. Pasalnya, bahan makanan basah cenderung memiliki jumlah mikroba yang lebih tinggi sehingga bisa membuat bahan makanan kering apabila disimpan dalam tempat yang sama.
Baca juga: Apa Itu HACCP: Pengertian, Prinsip dan Contoh Penerapannya
5. Proses Distribusi Bahan Makanan
Proses distribusi bahan makanan yang tidak tepat dapat menyebabkan kontaminasi dan kerusakan makanan. Maka dari itu, bisnis harus memastikan bahwa kemasan makanan sudah memiliki perlindungan atau segel yang terhindar dari kontaminasi potensial.
Selain itu, selama proses distribusi, bisnis juga harus menjaga suhu yang sesuai untuk produk makanan yang membutuhkan pendinginan atau pembekuan serta memisahkan produk mentah dengan produk yang siap dikonsumsi. Contoh lainnya adalah membersihkan kendaraan secara teratur serta menjaga agar produk makanan tidak menyentuh lantai kendaraan.
Baca juga: 7 Prinsip HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point)
6. Kebersihan Staf
Setiap staf atau penjamah makanan yang bekerja di area produksi bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan pribadinya. Contoh penerapan food hygiene terkait kebersihan staf mencakup:
- memakai pakaian bersih dan pelindung dengan benar setiap saat
- menjaga rambut tetap rapi dan menutupinya dengan topi atau jaring rambut
- mencuci tangan dengan benar sebelum dan setelah menyentuh makanan
- menahan diri dari merokok, bersin, meludah, dan menyentuh wajah atau rambut selama proses produksi.
Oleh karena itu, pelatihan dan sertifikasi kompetensi bagi penjamah makanan atau food handler sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang pentingnya pengolahan makanan yang higienis.
7. Pengelolaan Limbah yang Tepat
Produksi makanan tidak lepas dari menghasilkan limbah dan sampah, baik organik maupun anorganik. Semua limbah harus dijauhkan dari area kerja untuk mencegah kontaminasi. Pembuangan limbah harus dilakukan dengan cara menempatkan tempat pembuangan khusus di satu lokasi yang jauh dari tempat penyimpanan makanan disimpan.
8. Kebersihan Air
Air digunakan untuk membersihkan bahan mentah dan peralatan yang digunakan selama memproduksi makanan. Maka dari itu, kualitas air di seluruh area produksi makanan harus tetap terjaga dan berasal dari sumber yang bersih serta layak diminum.
9. Sanitasi Sebelum dan Sesudah Produksi
Terakhir, bisnis makanan juga harus melakukan sanitasi sebelum dan setelah produksi. Sanitasi sebelum produksi mencakup pembersihan area kerja untuk memastikan tidak ada kontaminan dalam bentuk apa pun yang bisa mengganggu kualitas makanan. Sedangkan sanitasi setelah produksi mencakup pembersihan setiap peralatan dan area produksi untuk memastikan bahwa tidak ada kontaminasi yang tersisa.
Semua contoh penerapan food hygiene di atas perlu dilakukan agar makanan yang dihasilkan bisa tetap aman untuk dikonsumsi. Pada akhirnya, food hygiene dilakukan untuk menjaga kesehatan masyarakat dengan cara menghindari penyakit yang bisa menular akibat makanan yang tidak sehat.
Salah satu produsen makanan yang menerapkan food hygiene adalah Crystal of the Sea. Seluruh produk makanan dan camilan sehat yang tersedia di Crystal of the Sea telah melalui penerapan food hygiene yang telah disebutkan di atas.
Bukan hanya rasa makanan yang sedap, Crystal of The Sea juga berkomitmen menjaga food hygiene dan kesehatan produk makanan dengan memilih bahan yang mengandung gizi sesuai kebutuhan keluarga. Contohnya, produk seperti Ikan Teri Jengki Kering Tanpa Garam dan non-MSG | Dried Brown Anchovy (80g) yang mengandung Omega-3 (DHA), kalsium, dan protein yang dibutuhkan dalam pertumbuhan otak dan tulang. Dapatkan produknya hanya di Tokopedia dan Shopee Crystal of the Sea!
Sumber rujukan:
- https://www.fooddocs.com/post/food-sanitation
- https://www.fooddocs.com/post/what-is-food-hygiene