Contents
- Kenapa Anak Menolak Makan? GTM Bukan Sekadar Pilih-pilih
- Faktor yang Membentuk Anak Menjadi Picky Eater
- Bagaimana Memenuhi Kalori Saat Anak Pilih-pilih?
- Teknik Penyajian: Tiga Komponen Penting di Piring Anak
- Mengatasi Anak yang Mengemut dan Tidak Fokus Saat Makan
- Menu Andalan untuk Anak yang Picky Eater
- Finger Food & Naik Tekstur: Kapan Waktu yang Tepat?
- Tetap Tenang dan Observasi: Kunci Menghadapi Masalah Makan Anak
Kenapa Anak Menolak Makan? GTM Bukan Sekadar Pilih-pilih
Banyak orang tua langsung panik saat anak menolak makanan. Istilah seperti GTM (Gerakan Tutup Mulut) atau picky eater sering muncul tanpa pemahaman yang tepat. Padahal, GTM sebenarnya merujuk pada kondisi ketika anak tidak mau makan apa pun — bukan hanya makanan utama, tapi juga snack atau camilan. Umumnya, GTM terjadi karena anak sedang sakit.
Sedangkan picky eater adalah anak yang hanya memilih jenis makanan tertentu, namun masih memiliki variasi minimal 30 jenis makanan dari berbagai kelompok. Jika lebih parah, bisa masuk kategori selective eater, yang biasanya hanya makan di bawah 20 jenis makanan dan bisa disertai gangguan sensorik atau kondisi khusus lainnya.
Cek produk kami:
Faktor yang Membentuk Anak Menjadi Picky Eater
Picky eater bukan semata-mata bawaan lahir. Banyak penyebabnya berasal dari kebiasaan makan sejak dini:
- Jadwal makan tidak teratur
- Kurangnya variasi rasa dan tekstur makanan
- Trauma makan, misalnya makanan panas atau pengalaman tersedak
- Paparan negatif dari lingkungan, termasuk orang tua yang tidak makan jenis makanan tertentu
Yang menarik, anak-anak cenderung meniru perilaku makan orang tua. Jika orang tua tidak makan ikan atau sayur, anak pun bisa menolak jenis makanan tersebut. Oleh karena itu, remodeling atau mencontohkan kebiasaan makan yang baik sangat penting.
Bagaimana Memenuhi Kalori Saat Anak Pilih-pilih?
Ketika anak hanya mau satu jenis makanan, misalnya telur, orang tua perlu mengevaluasi penyebabnya. Apakah karena anak belum mampu mengunyah makanan lain? Atau karena trauma makan sebelumnya?
Solusi pertama adalah menyelipkan sumber nutrisi lain ke dalam makanan favoritnya. Misalnya, mencampur ayam cincang ke dalam telur dadar. Jangan lupa juga mengenalkan tekstur dan rasa baru secara perlahan — serta ajak anak berinteraksi langsung dengan bahan makanannya, seperti memilih atau mencuci sayur bersama.
Teknik Penyajian: Tiga Komponen Penting di Piring Anak
dr. Anissa Florence, CIMI Florence, CIMI menyarankan teknik penyajian dengan tiga komponen:
- Safe food: Makanan yang anak pasti suka
- Fun food: Makanan yang bisa dipegang, misalnya finger food
- Exposure food: Makanan baru yang ingin dikenalkan
Dengan begitu, anak tetap memiliki pilihan dan merasa aman untuk mengeksplorasi rasa baru tanpa tekanan. Hindari memaksakan anak harus langsung menyukai makanan baru. Butuh waktu, bisa sampai 15–20 kali perkenalan sebelum anak menerima.


Mengatasi Anak yang Mengemut dan Tidak Fokus Saat Makan
Mengemut makanan juga termasuk tantangan umum. Penyebabnya bisa beragam:
- Tekstur makanan tidak sesuai kemampuan kunyah anak
- Terlalu banyak distraksi saat makan (mainan, TV, dll)
- Gangguan sensorik di rongga mulut
- Sedang sakit (sariawan, flu)
Solusinya? Kurangi distraksi saat makan, duduk bersama anak, dan pastikan makanan sesuai dengan tahap oromotoriknya. Stimulasi bisa dilakukan lewat resistive food seperti finger food yang panjang, keras, dan aman untuk digigit.
Menu Andalan untuk Anak yang Picky Eater
Buat anak yang sedang pilih-pilih, penting bagi orang tua untuk punya “senjata rahasia” — yaitu makanan yang pasti disukai anak dan bisa jadi jembatan untuk memperkenalkan menu baru.
Contoh dari dr. Anissa Florence, CIMI Florence, CIMI adalah gadon sapi dengan rasa gurih yang medok, atau nasi goreng tanpa kecap. Kuncinya adalah memahami preferensi anak, namun tetap mengenalkan variasi menu agar tidak terjadi food jag (kejenuhan terhadap makanan yang sama).
Finger Food & Naik Tekstur: Kapan Waktu yang Tepat?
Finger food sebaiknya mulai dikenalkan sejak anak usia 6,5–7 bulan, menyesuaikan dengan kemampuan motoriknya. Bentuknya bisa sangat sederhana, seperti irisan pepaya atau sayur rebus.
Syarat naik tekstur adalah anak mau dan mampu. Kalau anak melepeh makanan baru, itu bisa jadi tanda bahwa ia belum siap secara kemampuan, bukan karena tidak suka. Maka, penting untuk menyesuaikan tekstur makanan dengan kemampuan mengunyah anak.
Baca Juga : Kupas Tuntas Feeding Rules: Kunci Awal Membangun Kebiasaan Makan Sehat Anak
Tetap Tenang dan Observasi: Kunci Menghadapi Masalah Makan Anak
Jika anak tiba-tiba sulit makan, tarik napas sejenak. Jangan buru-buru panik. Lihat situasinya secara menyeluruh. Apakah anak sedang sakit? Apakah ada perubahan lingkungan? Atau mungkin karena terlalu banyak diberi makanan yang sama?
Minta bantuan orang lain jika perlu, seperti pasangan atau orang tua. Bila masalah makan berlanjut dan tidak kunjung teratasi, jangan ragu konsultasi ke dokter atau konselor makanan anak. Karena dengan penanganan yang tepat dan sabar, anak bisa kembali makan dengan nyaman dan sehat.Masih banyak insight menarik seputar MPASI, picky eater, dan stimulasi makan dari para ahli. Yuk, tungguin artikel lainnya di blog Crystal of the Sea dan jangan lewatkan video lengkap sesi ini di Instagram kami di link ini.


Sumber :
- https://www.instagram.com/p/DGVD1avzsMU/