Contents
- Mengapa Anak Bisa Menolak Makan?
- Memahami Trauma Makan pada Anak
- GTM dan Hubungannya dengan Trauma Makan
- Jadwal Makan Ideal dan Feeding Rules
- Menu Seimbang Tanpa Harus Double Prohe Setiap Hari
- Finger Food dan Eksplorasi Tekstur
- Menghadapi Anak Pilih-pilih Makanan (Picky Eater)
- Apakah Perlu Vitamin Tambahan?
- Pola Tidur dan Pengaruhnya pada Nafsu Makan
- Bangun Bonding Lewat Proses Makan
Mengapa Anak Bisa Menolak Makan?
Anak menolak makan bukan tanpa sebab. Menurut dr. Shinta Aprilia, penyebab umum anak susah makan antara lain:
- Anak sedang mengantuk atau belum benar-benar lapar
- Pola makan yang tidak teratur
- Trauma makan akibat pemaksaan
- Distraksi saat makan seperti screen time atau mainan
- Lingkungan yang tidak mendukung, seperti pemberian camilan sebelum jadwal makan
Kesadaran orang tua dalam mengenali kondisi ini penting agar tidak langsung memaksakan makan yang justru bisa memperburuk situasi.
Cek produk kami:
Memahami Trauma Makan pada Anak
Trauma makan adalah kondisi saat anak merasa bahwa proses makan bukan pengalaman yang menyenangkan. Ini bisa terjadi akibat pemaksaan makan, tekanan untuk menghabiskan makanan, atau pengalaman makan yang tidak nyaman — misalnya mulut anak disodorkan sendok secara kasar atau makanan dipaksa masuk dengan air.
Untuk menghindari trauma makan:
- Beri anak ruang untuk mengenali rasa lapar dan kenyangnya sendiri
- Tidak memaksakan porsi besar dalam satu suapan
- Libatkan anak dalam suasana makan keluarga yang menyenangkan
- Hindari distraksi saat makan dan fokus pada komunikasi dua arah
GTM dan Hubungannya dengan Trauma Makan
GTM (Gerakan Tutup Mulut) adalah kondisi ketika anak benar-benar menolak semua jenis makanan. Trauma makan menjadi salah satu penyebab utama GTM. Jika dibiarkan, ini bisa berdampak pada tumbuh kembang anak karena asupan nutrisi yang tidak tercukupi.
Langkah awal menghadapi GTM adalah mengenali penyebabnya. Jangan langsung panik. Orang tua perlu tenang, memperbaiki pola makan, dan memantau berat badan anak. Bila perlu, konsultasikan ke dokter anak untuk mengetahui apakah ada kondisi medis seperti anemia, TBC, atau gangguan pencernaan.
Jadwal Makan Ideal dan Feeding Rules
Penerapan jadwal makan yang konsisten sangat penting. Idealnya, ada jeda 2–3 jam antara waktu makan dan minum susu agar anak bisa mengenali sinyal lapar dan kenyang.
Contoh pola makan sederhana:
- 07.00: Bangun tidur
- 08.00: Sarapan
- 10.00: Snack 1
- 12.30: Makan siang
- 15.00: Snack 2
- 17.30–18.00: Makan malam
Pemberian susu sebaiknya tidak mengganggu jadwal makan utama. Hindari juga memberikan camilan tinggi gula atau garam sebelum waktu makan.
Menu Seimbang Tanpa Harus Double Prohe Setiap Hari
Meski populer, double prohe (dua jenis protein hewani) tidak harus diberikan setiap hari. Yang terpenting adalah prinsip gizi seimbang: ada karbohidrat, protein, lemak, dan serat di setiap piring makan anak.
Jika anak hanya mau satu jenis makanan, misalnya telur, variasikan penyajiannya: direbus, digoreng, atau dibuat telur dadar campur sayur. Hindari menyuapi terlalu cepat atau porsi besar agar anak tidak mengemut atau menolak makan.


Finger Food dan Eksplorasi Tekstur
Finger food bisa diperkenalkan sejak usia 6 bulan. Gunanya untuk melatih kemampuan motorik dan oromotor (mengunyah). Pilihan finger food bisa berupa:
- Kue beras
- Bonggol jagung
- Biji mangga yang sudah bersih
- Sayuran kukus dengan tekstur lembut
Hal ini membantu anak mengenal berbagai tekstur dan mencegah kejenuhan pada makanan halus seperti bubur fortif.
Menghadapi Anak Pilih-pilih Makanan (Picky Eater)
Picky eater berbeda dengan anak yang GTM. Anak picky eater cenderung memilih makanan tertentu saja. Solusinya adalah:
- Tetap konsisten mengenalkan makanan baru, minimal 10–15 kali
- Sajikan makanan dengan tampilan menarik dan tekstur bervariasi
- Hindari terlalu sering memberi makanan ultra-proses seperti snack kemasan
- Libatkan anak dalam proses memasak atau memilih menu
Baca Juga : Mengenal Superfood untuk MPASI!
Apakah Perlu Vitamin Tambahan?
Vitamin tambahan bisa diberikan, tapi bukan solusi utama. Prioritaskan pemenuhan gizi melalui makanan asli (real food). Vitamin D dan probiotik dapat membantu meningkatkan nafsu makan bila anak mengalami gangguan pencernaan atau sulit BAB, namun tetap harus disesuaikan dengan penyebab utama susah makan.
Pola Tidur dan Pengaruhnya pada Nafsu Makan
Pola tidur yang cukup sangat mempengaruhi nafsu makan anak. Anak usia di bawah 1 tahun membutuhkan tidur minimal 10 jam per hari. Tidur nyenyak juga mendukung pelepasan hormon pertumbuhan yang terjadi sekitar pukul 10–11 malam.
Pastikan anak tidur tidak terlalu larut agar saat waktu makan tiba, ia dalam kondisi segar dan siap makan.
Bangun Bonding Lewat Proses Makan
Momen makan bukan hanya soal nutrisi, tapi juga soal membangun kedekatan. Komunikasi positif, suasana yang menyenangkan, dan makan bersama keluarga dapat membantu anak mengasosiasikan makan sebagai kegiatan yang menyenangkan.
Hindari memarahi atau membandingkan anak saat makan. Justru pujian sederhana seperti “Wah, pintar banget makan sayurnya!” bisa memberikan efek positif pada kepercayaan diri anak.
Proses mengenalkan makanan sehat bukan sesuatu yang instan. Dibutuhkan kesabaran, pengamatan, dan kreativitas dalam menyajikan makanan. Untuk inspirasi menu, tips feeding rules, serta video lengkap sesi edukasi bersama dr. Shinta Aprilia, silakan tonton di Instagram kami melalui tautan berikut : Live dr. Shinta.
Tunggu update artikel lainnya di blog Crystal of the Sea yang akan membahas lebih dalam soal MPASI, tumbuh kembang anak, dan seputar nutrisi keluarga. Jangan sampai terlewat ya!


Sumber :
- https://www.instagram.com/p/DFpY_PNzS2J/