Memahami Tanda-Tanda Awal Diabetes pada Anak

dr. deasy

Dalam sesi live IG secara langsung yang bertepatan dengan Hari Diabetes Sedunia pada 14 November, dr. Deasy Fiasry, Sp.A, seorang dokter spesialis anak yang sedang juga mendalami endocrinologist, membahas kekhawatiran yang semakin meningkat terkait diabetes pada anak-anak. Diskusi ini menyoroti peningkatan jumlah kasus diabetes pada anak serta pentingnya deteksi dini dan peningkatan kesadaran akan kondisi ini.

Diabetes pada anak umumnya terbagi menjadi dua jenis utama: Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2. Diabetes Tipe 1 merupakan kondisi autoimun yang dapat terjadi sejak lahir atau setelah usia dua tahun. Sebaliknya, Diabetes Tipe 2 lebih sering dikaitkan dengan faktor gaya hidup, seperti pola makan dan obesitas. Dr. Deasy menjelaskan bahwa meskipun Diabetes Tipe 1 lebih umum, kasus Diabetes Tipe 2 pada anak-anak, terutama yang mengalami obesitas, semakin sering ditemukan.

Cek produk kami:

Tanda-Tanda Awal yang Harus Diwaspadai

Orang tua disarankan untuk mewaspadai gejala awal diabetes, yang sering disebut sebagai gejala “3P”: poliuria (sering buang air kecil), polidipsia (haus berlebih), dan polifagia (nafsu makan meningkat). Selain itu, tanda-tanda seperti penurunan berat badan, sering buang air kecil, penglihatan kabur, dan luka yang sulit sembuh juga patut diwaspadai. Maka dari itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan lebih detail dari pola asuh dan pola hidup si anak, yaitu : 

1. Pola Makan Sehat Sejak Dini

Dr. Deasy menekankan bahwa pola makan sehat harus diterapkan sejak dini, terutama saat anak mulai mengonsumsi makanan pendamping ASI (MPASI). Nutrisi yang seimbang dalam tahun-tahun awal kehidupan berperan penting dalam mencegah berbagai masalah kesehatan di masa depan. Salah kaprah terkait konsumsi gula dan garam pada makanan anak juga perlu diluruskan—kunci utamanya adalah konsumsi dalam jumlah wajar

Selain itu, pemilihan karbohidrat dengan indeks glikemik rendah sangat dianjurkan untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil. Sumber karbohidrat sehat seperti umbi-umbian berserat tinggi dan beras merah dapat membantu mengontrol kadar gula dalam tubuh. Beras merah, misalnya, kaya akan serat yang memperlambat penyerapan gula sehingga lebih baik bagi metabolisme anak.

Untuk menjaga rasa kenyang lebih lama dan memenuhi kebutuhan protein, anak juga bisa mengonsumsi sayuran serta menambahkan kacang-kacangan sebagai sumber protein nabati, seperti tahu dan tempe. Pola makan yang tepat sejak dini tidak hanya mendukung pertumbuhan optimal tetapi juga membantu mencegah risiko penyakit metabolik di kemudian hari.

2. Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan Rutin

Pemeriksaan kesehatan secara rutin, termasuk tes gula darah, sangat disarankan, terutama bagi anak-anak dengan riwayat keluarga diabetes. Dr. Deasy mengingatkan orang tua untuk tidak ragu berkonsultasi dengan tenaga medis dan menjaga komunikasi yang baik dengan penyedia layanan kesehatan.

3. Gaya Hidup Sehat untuk Mencegah dan Mengelola Diabetes

Dalam upaya pencegahan dan pengelolaan diabetes, gaya hidup sehat menjadi faktor yang sangat penting. Dr. Deasy mendorong anak-anak untuk aktif berolahraga. Aktivitas fisik seperti olahraga membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan. Bahkan, banyak atlet sukses yang hidup dengan Diabetes Tipe 1 membuktikan bahwa dengan pengelolaan yang tepat, anak-anak dapat menjalani kehidupan yang aktif dan memuaskan.

4. Nutrisi yang Tepat untuk Anak

Dr. Deasy juga memberikan panduan bagi orang tua terkait asupan makanan anak. Ia merekomendasikan makanan dengan indeks glikemik rendah seperti sayuran, biji-bijian utuh, dan kacang-kacangan untuk membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil. Sebaliknya, makanan olahan tinggi gula dan lemak jenuh sebaiknya dibatasi.

5. Pendidikan tentang Pilihan Makanan

Selain memberikan makanan sehat, orang tua juga disarankan untuk menjadi teladan dalam pola makan. Anak cenderung meniru kebiasaan orang tua, sehingga menciptakan lingkungan makan yang positif dapat membantu mereka memahami pentingnya nutrisi bagi kesehatan.

Baca Juga : 12 Kandungan Gizi pada Tempe: Manfaat untuk Kesehatan

6. Kesehatan Mental Anak dengan Diabetes

Dr. Deasy menyoroti bahwa menjaga kesehatan mental sangat penting bagi anak-anak dengan diabetes, terutama mereka yang belum memasuki masa pubertas. Anak-anak pada usia ini masih sangat membutuhkan bimbingan dan dukungan, tetapi mereka juga rentan mengalami diabetes burnout—rasa lelah dan stres akibat pengelolaan diabetes yang terus-menerus.

Salah satu faktor yang perlu diwaspadai adalah kecemasan anak saat menjalani pemeriksaan darah yang berulang kali. Selain itu, ada fase yang disebut periode “honeymoon”, di mana kadar gula darah tampak lebih stabil dan cenderung lebih baik. Namun, ini sebenarnya hanya efek sementara dari sisa-sisa sel beta pankreas yang masih bertahan sebelum akhirnya hancur sepenuhnya, menyebabkan kadar gula darah kembali meningkat. Karena melihat anaknya tampak lebih baik, banyak orang tua menjadi lengah dan mengurangi pemeriksaan, terutama jika anak mulai takut atau cemas.

Dukungan dari tenaga medis dan penyuluh kesehatan sangat diperlukan untuk membantu orang tua memahami kondisi ini dan tetap waspada. Begitu juga, orang tua perlu memberikan dukungan emosional yang kuat agar anak tidak mengalami depresi, kecemasan, atau diabetes burnout. Dengan lingkungan yang suportif, anak akan merasa lebih nyaman menghadapi tantangan yang ada dan lebih mudah mencari bantuan saat dibutuhkan.

Kesimpulan

Melawan diabetes pada anak membutuhkan pendekatan menyeluruh yang mencakup kesadaran, edukasi, dan perubahan gaya hidup. Dengan membangun kebiasaan sehat dan menjaga komunikasi yang baik dengan tenaga medis, orang tua dapat berperan besar dalam menjaga kesehatan anak. Seperti yang diungkapkan oleh Dr. Deasy, “Menciptakan lingkungan yang mendukung dan mempromosikan gaya hidup sehat adalah kunci untuk melindungi masa depan anak-anak kita.” Tidak lupa berkenaan tentang pencegahan dan pengelolaan diabetes, orang tua dianjurkan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan dan mengakses sumber daya dari organisasi terpercaya seperti Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 

Untuk informasi lebih lengkap mengenai “Memahami Tanda-Tanda Awal Diabetes pada Anak” bisa diakses melalui video berikut ini: Memahami Tanda-Tanda Awal Diabetes pada Anak.

Sumber:

  • https://www.instagram.com/reel/DCWdvwmu_GQ/?igsh=cW5mMGtxZDJpcTl1

crystal sea indonesia

crystal sea indonesia

Crystal of the Sea hadir mempersembahkan yang terbaik dari alam untuk Anda, kami berkomitmen sepenuh hati untuk terus menghasilkan produk berkualitas yang sehat dan lezat.

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp
Share on telegram
Telegram

FOLLOW US

Memulai Makanan Pendamping ASI (MPASI) merupakan salah satu tonggak penting dalam perkembangan Si Kecil. …

Anda telah mengetahui ada banyak dampak yang diakibatkan oleh stunting baik dampak jangka pendek …

Setelah membahas apa itu stunting dan penyebabnya, Anda juga harus mengetahui dampak stunting jangka …